SeputarIndonesia.tv || Surabaya, - Banyak cara bagi seorang murid mengapresiasi guru mereka di hari guru nasional 25 November 2023.
Bagi tim jurnalis SMP Muhammadiyah 17 Surabaya (Jurtu) tulisan mereka untuk menyampaikan pesan – pesan luar biasa dari seluruh kepala sekolah Muhammadiyah lingkup Wiyung merupakan cara untuk mengapresiasi guru – guru di seluruh Indonesia.
Benar adanya kita bukanlah apa – apa tanpa adanya seorang guru, kita tidak bisa apa – apa tanpa bimbingan seorang guru. Seorang pahlawan tanpa tanda jasa yang rela membagikan ilmunya tanpa harap kembali.
Berikut adalah beberapa hal yang disampaikan oleh kepala sekolah di perguruan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Wiyung Surabaya.
Kepala SD Muhammadiyah 15 Surabaya, Ustadz Sholikin MPdI menjelaskan, kenapa guru sangat penting bagi peradaban.
"Tanpa guru kita ga ada apa apanya, tanpa guru Indonesia tidak akan maju, tanpa guru Indonesia akan rapuh, tanpa guru Indonesia akan runtuh", tuturnya.
Ustadz Sholikin MPdI juga menceritakan, bahwa saat Jepang dahulu ketika di bom Amerika di hiroshima, nagasaki, perdana menterinya/kaisarnya menyampaikan.
"Boleh rakyat jepang hancur, tapi tinggalkan satu guru untuk jepang, maka jepang akan berkembang, kenyataan kan", ujarnya.
Dari situ bisa di petik sebuah pembelajaran bahwa negara jepang bisa berkembang sampai sejauh ini karena guru, dan jepang sangat menghargai dan menghormati seorang guru.
Di hari guru ini kita bisa belajar dari sebuah negara yang bukan negara muslim, bukan negara Islam, tapi negara itu sangat menghargai jasa seorang guru, bagaimana dengan kita, kita harus bisa lebih dari itu, kita juga harus lebih menghargai jasa seorang guru, karena guru yang menanamkan ilmu pada kita semuanya.
Dengan ilmu kita akan menjadi orang yang terhormat, dengan ilmu kita akan menjadi hebat, dengan ilmu kita akan menjadi orang orang yang akan di angkat derajatnya oleh Allah SWT.
Setelahnya, Ustadz Sholikin MPdI memberikan penjelasannya tentang definisi guru, apa yang terjadi tidak ada guru, apa yang terjadi jika guru tidak mengajari kita karena dengan guru kita akan mengetahui ilmu pengetahuan, dengan guru kita bisa membaca, dengan guru kita bisa menulis, dengan guru kita bisa mengetahui alam sekitar, dengan guru kita dapat memahami seluruh yang ada di sekitar kita, dengan guru kita dapat meningkatkan ekonomi, dengan guru kita dapat meningkatkan pengetahuan kita, dengan guru kita dapat mengetahui kapabilitas kita, kemampuan kita, keterampilan kita.
"Jika tidak ada guru kita tidak akan tau kompetensi kita, apakah bisa melesat sampai prestasi yang tinggi, coba kalau tanpa guru siapa yang menghantarkan, ndak ada, kita tidak akan tau kompetensi kita tanpa guru, karena guru yang mendorong kompetensi kita," paparnya.
Guru tidak ingin dirinya di puji, tidak ingin dia menikmati apa yang ingin di capai muridnya, sebuah kebanggan bagi guru ketika bisa mengantarkan anak anak mencapai cita citanya, seorang guru bahagia ketika melihat muridnya sukses, dan sangat sangat bahagia jika cita cita muridnya tercapai.
Kebanyakan dari murid lupa akan jasa guru, mereka beranggapan bahwa ini jasanya, ini usahanya, tanpa ada campur tangan seorang guru, sehingga mereka melupakan seorang guru, apakah guru kecewa? Ya, sedikit kecewa, tetapi tidak akan menjadikan perjuangan guru sia sia, justru seorang guru akan terus mendoakan anak/murid, akan terus mendoakan agar menjadi orang orang hebat, orang yang luar biasa, dan orang orang sukses.
Ustadz Sholikin MPdI mempunyai pendapat bahwa sebenarnya hari guru kalau dispesialkan tergantung, tergantung bagaimana cara kita menghargai seorang guru, guru tidak minta untuk dispesialkan, bagaimana kita sebagai murid, menghargai seorang guru, bagaimana cara menghargai seorang guru? Ketika ilmu ilmu didapatkan dari seorang guru, terutama dari bidang keagamaan itu diterapkan, digunakan oleh anak/murid, itu sudah menjadi sebuah kebanggaan dari guru.
Oleh karena itu, guru mendapat julukan pahlawan tanpa tanda jasa, karena guru tidak ingin dipuji, tetapi sebagai seorang siswa, sebagai seorang murid, tentunya sangat tidak menghargai guru ketika apa yang di ajarkan, apa yang ditanamkan kepada kepribadian itu tidak dipakai, tidak digunakan, tidak dilaksanakan, menangis seorang guru, berarti penghargaan seorang guru tidak pada benda, tidak pada pujian tetapi sejauh mana ilmu yang sudah di dapat oleh murid di praktekan dalam kehidupan sehari hari.
Selanjutnya bagaimana cara merayakan hari guru, sebenarnya banyak macamnya, banyak cara untuk merayakan hari guru, misal memberikan bunga, memberikan buku bacaan, apapun bisa, sebagai bentuk apresiasi kepada guru, tetapi apresiasi murid yang paling besar kepada guru adalah ketika ilmu dipakaikan dan, dilaksanakan oleh anak/murid dalam kehidupan sehari hari, itu adalah kado seorang murid untuk guru.
"Apalah artinya sebuah benda, tetapi akhlak kalian tidak menunjukkan akhlak baik kepada guru, menangis guru, kalian membawa bunga mawar kepada guru, tapi akhlak kalian tidak menunjukkan akhlak mulia di dalam masyarakat, menangis guru," terangnya.
Ustadz Sholikin MPdI berharap untuk anak anak kita, murid murid kita, kedepannya bisa lebih menghargai guru gurunya.
Sama seperti yang lainnya, Ustadzah Rina Nduruwati SPd Gr selaku kepala SMA Muhammadiyah 9 Surabaya mendefinisikan bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang menyelamatkan bangsa Indonesia dari kebodohan.
Menurutnya, hari guru merupakan hari yang sama seperti hari – hari biasanya, bukan karena tidak peduli namun, karena guru dapat memanfaatkan momen ini untuk mengasah kemampuannya. Tak hanya mengajar namun guru perlu terus belajar untuk menyesuaikan kemampuan peserta didiknya.
"Menjadi guru bukanlah sesuatu yang mudah, karena kebanyakan guru di Indonesia menerima gaji yang tergolong rendah.
Hari guru tidak harus menyepesialkan guru, tidak harus memberikan sesuatu untuk guru," ujarnya.
Walapun beberapa dari anak didik mengapresiasi guru nya dengan berbagai macam cara, mungkin dengan kejutan, poster, tulisan dan lain sebagainya. Namun, cara yang paling mudah dan dapat membuat guru senang adalah dengan mendoakan dan mengamalkan ilmu – ilmu yang telah guru sampaikan.
Tentu saja sebagai seorang guru Ustadzah Rina berharap agar seluruh peserta didiknya menjadi seseorang yang memiliki prestasi, taat kepada agama, anak yang berbakti, memiliki kualitas yang baik sama seperti harapan guru - guru yang lainnya. Sebenarnya guru itu sama dengan orang tua, tidak ada orang tua yang menginginkan hal buruk terhadap anak - anaknya dan pasti akan memberikan yang terbaik. Ketika anak - anak telah mencapai titik suksesnya disanalah lelah guru menjadi lillah.
Masih dalam lingkup Wiyung. Kepala SMP Muhammadiyah 17 Surabaya Ustadz Hidayat ST juga turut memberikan pendapatnya dalam rangka apresiasi guru di hari guru.
Ustadz Hidayat mendefinisikan bahwa Guru bukan hanya pekerjaan profesi tapi panggilan jiwa untuk beribadah dengan ilmu yang dimiliki, selalu peduli akan belajar dan cita-cita muridnya, selalu menginspirasi, membimbing, dan memberikan panduan kepada muridnya agar menjadi pribadi yang unggul dan berkarakter.
Menurutnya perayaan hari guru tidak harus dilakukan tapi esensi dari hari guru itu sendiri, bagaimana ia mampu melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada murid. Tugas guru tidak hanya sekedar mengajar ilmu pengetahuan namun juga membimbing peserta didik untuk dapat memanage diri dan berakhlakul karimah.
Guru harus tetap memberikan bimbingan, arahan bagi muridnya, dengan selalu mengikuti dengan perkembangan jaman agar apa yang disampaikan mudah dimengerti.
Adapun harapan yang disampaikan oleh Ustadz Hidayat seperti bagaimana guru dan murid-muridnya bersinergi untuk selalu mengedapankan akhlaqul karimah dengan mengkolaborasikan kemajuan Teknologi Informasi untuk dipergunakan semaksimal mungkin untuk kepentingan Agama, Bangsa dan Keluarga.
Tak lupa Ustadz hidayat juga memberikan cara yang dapat dilakukan untuk merealisasikan harapannya seperti berikut:
1. Belajar menjadi pribadi yang lebih baik.
2. Mengedepankan berakhlaqul Karimah.
3. Melakukan pembiasaan baik dan masih banyak lainnya.
Yang terakhir, Kepala TK Aisiyah 31, Ustadzah Irma Hariatik SAg menjelaskan apa yang membuat hari guru menjadi special menurutnya sebagai profesi guru, hari guru amat istimewa, selain karena merasa profesi guru itu mulia, membangun peradaban juga merasa dimuliakan, bahkan di hari guru ini doa doa terucap atas jasa guru yang luar biasa.
Menurutnya murid merupakan permata, seorang guru pastinya merasa bangga dan bahagia ketika melihat anak/muridnya sukses, sukses ini menjadi kata kunci.
Ustadzah Irma Hariatik SAg memberikan saran untuk merayakan hari guru, seperti Introspeksi diri terhadap profesi guru, lalu refleksi atas pengalaman.
Harapan Ustadzah Irma Hariatik SAg untuk kedepannya, dapat memberikan yang terbaik dalam mendidik, insya Allah akan mendapat hasil yang terbaik.
Penulis: Kaysan/Florence
COMMENTS