Kunjungan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang kelembagaan DPRD Provinsi Jawa Timur serta peran dan fungsi anggota legislatif. Menurut Miseri, pengenalan politik di usia muda merupakan langkah penting agar generasi mendatang memahami bagaimana pemerintahan bekerja, termasuk pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran.
"Fungsi DPRD itu ada tiga, salah satunya adalah fungsi kontrol, yakni mengawasi jalannya pemerintahan. Selain itu, ada fungsi budgeting, di mana kami turut membahas penganggaran uang rakyat, seperti APBD Provinsi Jawa Timur yang mencapai Rp35,9 triliun," jelas Miseri.
Ia juga menyoroti isu money politics yang perlu dihilangkan dari pandangan masyarakat. Menurutnya, pendidikan politik sejak dini bisa membantu menanamkan pemahaman bahwa politik bukan sekadar soal kekuasaan, tetapi juga pengabdian kepada masyarakat.
"Jika tidak ada pemahaman politik yang benar sejak dini, masyarakat akan terus terjebak dalam praktik-praktik yang merusak demokrasi, seperti politik uang. Padahal, politik harus menjadi alat untuk memperbaiki kehidupan masyarakat, bukan sebaliknya," tambahnya.
Dalam sesi diskusi, Miseri mengapresiasi semangat para pelajar yang antusias bertanya tentang berbagai hal terkait DPRD dan peran anggota dewan. Ia berharap, kunjungan semacam ini bisa menjadi inspirasi bagi pelajar untuk lebih memahami dan terlibat dalam proses demokrasi di Indonesia.
Miseri juga berbagi pengalaman pribadi sebagai anggota dewan, di mana ia merasakan suka dan duka.
"Sukanya, tentu saat kita bisa memberikan manfaat bagi masyarakat, karena sebagai anggota dewan, kita memiliki satu pintu yang luar biasa untuk membantu rakyat. Namun, dukanya adalah ketika kita sudah berjuang keras, memberikan program, dan turun langsung ke masyarakat, namun tantangannya masih banyak," tutupnya.
Editor : Red
COMMENTS