"Data adalah kunci dalam membuat kebijakan pemerintahan, dan kebijakan yang benar didasarkan pada data yang benar dan akurat," tutur Tito dalam sambutannya.
Ketika menangani inflasi di Indonesia, Tito menjelaskan, data berperan penting dalam mengelola suplai dan demand yang merupakan fokus utama untuk diperhatikan.
"Suplai dan demand menjadi penanganan utama dalam inflasi, Indonesia harus dijaga betul dari inflasi. Apalagi selama masa pandemi Covid kemarin, saya mengusulkan untuk menangani pandemi berbasis wilayah, karena Indonesia adalah negara besar dan merupakan negara nomor empat dengan jumlah penduduk besar negara berbasis kepulauan," jelas Tito.
Oleh karena itu, menurut Tito, di sinilah peran BPS agar dapat menggerakkan semua jejaringnya untuk menanggulangi inflasi di Indonesia dan menyumbang kontribusinya kepada para pemangku kepentingan untuk membuat kebijakan.
"Data sangat berharga untuk membuat kebijakan, maka saya ucapkan terima kasih kepada BPS yang telah turut berperan dalam mengontrol inflasi," tukasnya.
Kepada para pembuat kebijakan, Tito mengimbau, agar apapun dilakukan dengan berbasis pada data dan melibatkan lembaga yang powerful.
"Data adalah jenis kekayaan baru dan lebih berharga dari minyak. Semua daerah didorong untuk memanfaatkan statistik sektoral, dan wajib dimasukkan dalam membuat APBD," imbau Tito.
Sedangkan kepada BPS, Tito memberi motivasi supaya kinerjanya lebih ditingkatkan lagi agar menghasilkan data statistik yang berkualitas.
"Terus semangat rekan-rekan BPS karena kepala daerah, semua pimpinan, maupun kementerian/lembaga sangat bergantung pada data dalam membuat kebijakan. Karena data adalah kunci dalam membuat kebijakan, dan kebijakan yang benar didasarkan pada data yang benar dan akurat, semoga BPS semakin maju dan selamat Hari Statistik Nasional," ujar Tito.
Sementara itu, Plt. Kepala BPS RI, Amalia Adininggar Widyasanti dalam sambutannya pun menyampaikan, pihaknya atas nama jajaran ingin menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada pimpinan anggota Komisi IX DPR RI, dan KemenPAN RB serta seluruh K/L atas dukungan kepada BPS selama ini.
"Tepat hari ini 26 September adalah Hari Statistik Nasional yang menjadi momentum penting untuk memperkuat kolaborasi statistik nasional. Sejarah, HSN ini adalah dimulai dari disahkannya Undang-Undang nomor 7 tahun 1960, pada 26 September, yang menegaskan pentingnya statistik sebagai instrumen penting dalam perencanaan dan pembangunan nasional," terang Amalia.
Peringatan HSN tahun ini yang bertema 'Statistik Berkualitas untuk Indonesia Emas', diungkapkan Amalia, memiliki arti penting, bahwa statistik berkualitas memiliki kunci dan peran penting dalam pembangunan Indonesia aemas 2045.
"Hal tersebut menekankan HSN ini bukan hanya milik BPS, tapi millik kita semua karena pembangunan statistik nasional adalah tanggung jawab bersama yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan baik pusat daerah swasta akademisi maupun masyarakat luas," ungkap Amalia.
Ia pun membeberkan, BPS memberi apresiasi yang setinggi-tingginya pada semua sektor yang menjadi kunci pembangunan statistik.
"Apresiasi diberikan kepada, Komisi XI DPR RI, KemenPAN RB, perguruan tinggi, dan masyarakat sebagai pengguna data maupun responden media serta asosiasi. Kami pun (BPS) akan berkomitmen menjaga prestasi dan kualitas selama ini agar lebih baik, terus memperkuat kolaborasi juga berkomitmen mewujudkan produk dan layanan statistik yang baik," pungkasnya.
Editor : Red
COMMENTS