SeputarIndonesia.tv || Surabaya - Sebuah kampung di jantung Kota Surabaya, bernama Oase Ondomohen, Magersari V RT 8 RW 7 Kelurahan Ketabang, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya menjadi jujukan lokasi studi lapangan rombongan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kediri. Studi lapangan ini bertujuan untuk melestarikan lingkungan dengan pengelolaan sampah, sistem hidroponik dan peternakan ikan di saluran air.
Kampoeng Oase Ondomohen, tergabung dalam kelompok masyarakat yang sukses dalam pengelolaan lingkungan di tengah Kota dan menjadi inspirasi bagi banyak pihak, bernama Grup Kampung Oase di Surabaya. Studi lapangan 60 peserta dari DLH Kabupaten Kediri tersebut, terdiri dari pengelola bank sampah, perangkat desa, dan perwakilan Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
Kampoeng Oase Ondomohen ini, sebetulnya menjadi destinasi kedua rombongan dari Kabupaten Kediri, setelah sebelumnya rombongan DLH tersebut juga telah mengunjungi Kampoeng Oase Songo, Kelurahan Simomulyo, Surabaya, untuk belajar tentang pengelolaan sampah dengan konsep reduce, reuse, recycle (3R).
Dalam keterangannya yang dikonfirmasi, Kamis (10/10/2024), Kepala Bidang Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (Kabid PSLB3) DLH Kabupaten Kediri, Arman Fuadi menjelaskan, di Kampoeng Oase Ondomohen, para peserta mendapatkan pelajaran lebih jauh mengenai integrasi antara, pengelolaan sampah, sistem hidroponik dan peternakan ikan di saluran air.
"Sungguh dua kampung yang menarik, di Ondomohen ini kita mendapatkan inspirasi baru bahwa pengelolaan lingkungan tidak hanya sebatas mengumpulkan sampah, namun bisa diintegrasikan dengan inovasi yang lainnya," jelas Arman.
Lebih lanjut, Arman pun menyatakan pihaknya tertarik dengan sirkulasi pengelolaan lingkungan yang terjadi di Kampoeng Oase Ondomohen, yakni sampah-sampah di kampung itu menjadi pakan maggot (larva lalat), yang kemudian maggot tersebut dijadikan pakan ikan di saluran air, dan air tersebut menjadi bagus untuk tanaman hidroponik.
"Ya tentu kami harap sistem ini juga bisa kami tirujadi tidak hanya kita lihat disini tapi menjadi pelajaran untuk kita terapkan saat kembali ke Kabupaten Kediri," ujarnya.
Dalam menjalankan progran pengelolaan lingkungan, Arman menekankan, yang menjadi tantangan terberat adalah konsistensi dari seluruh pihak yang terlibat, karena program ini harus memiliki sifat berkelanjutan.
“Di sini, kami belajar bahwa pengelolaan lingkungan tidak hanya soal mengumpulkan sampah, tapi bagaimana menciptakan sinergi dengan pihak lain," tukas Arman.
Sementara itu, Penyuluh Lingkungan Hidup Ahli Muda dari DLH Kabupaten Kediri, Meika Dwi Nastiti, mengatakan pandangan baru dalam mengelola sampah itu penting, apalagi pihaknya mengetahui Kampoeng Oase di Surabaya sudah menjadi destinasi untuk wisata edukasi mengenai lingkungan.
“Kami ingin para pengurus bank sampah di Kediri melihat bahwa pengelolaan sampah bisa dikembangkan menjadi edu wisata, yang tidak hanya meningkatkan ekonomi tetapi juga membawa perubahan lingkungan yang signifikan," kata Meika.
Sedangkan, sebagai salah satu peserta studi lapangan yang merupakan Pembina salah satu Bank Sampah di Kediri bernama, Puput Puja Rosinta, menyatakan, pihaknya merasa kunjungan ini memberikan pelajaran berharga tentang pemanfaatan limbah yang belum maksimal di wilayahnya.
“Kami belajar banyak tentang bagaimana memanfaatkan limbah rumah tangga untuk peternakan magot, yang ternyata sangat bermanfaat sebagai pakan ikan dan ternak, semoga kami bisa menerapkan ini di Kabupaten Kediri,” tutur Puput.
Di sisi lain, Ketua Kampoeng Oase Ondomohen, Mus Mulyono, mengatakan Ia merasa bangga dan bersyukur atas kunjungan ini.
“Ini menunjukkan bahwa apa yang kami lakukan di sini diakui oleh masyarakat luar. Semoga apa yang kami terapkan bisa menjadi inspirasi untuk wilayah lain, dan bersama-sama kita bisa buat Kota kita masing-masing menjadi kebih sejuk dan nyaman," ucap Mus.
Selain itu, turut mendampingi sebagai Pembina Kampoeng Oase Ondomohen dan Kampoeng Oase Songo yang juga sekaligus ketua Kampoeng Oase Grup, Adi Candra, menuturkan, kunjungan ini bisa menjadi media untuk saling belajar.
Dikatakan Adi, melalui studi lapangan ini pihaknya ingin mengembangkan konsep sister kampung, sehingga nantinya tidak terputus, terus saling berbagi pengetahuan dan inovasi antara kita yang ada di Surabaya dan yang ada di Kabupaten Kediri.
"Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, akademisi, dan media, kami berharap kampung ini bisa menjadi model pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan, sesuai dengan target Sustainable Development Goals atau SDGs,” pungkasnya.
Sebagai informasi, kegiatan ini merupakan inisiasi oleh DLH Kabupaten Kediri, berkolaborasi dengan Kampoeng Oase Surabaya, Perbanusa DPD I Jawa Timur, dan dipromosikan Indonesian Fighter Tourism Associaton (IFTA) Jelajah Indonesia.
Editor : Red
COMMENTS