SeputarIndonesia.tv || Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Jatim resmi membuka ‘Pelatihan Peningkatan Kapasitas SDM Kesejahteraan Sosial : Sinergi Penanganan PPKS) Tahun 2025 di Unit Pelaksana Teknis Peningkatan Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (UPT PTKS) Malang. Kegiatan yang dilaksanakan selama 4 hari (21 - 24/1/2025) itu akan membahas kurikulum baru.
Pelatihan ini diikuti oleh 40 pilar kesejahteraan sosial (Kessos) dari Kota Probolinggo, termasuk anggota Tagana, pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), Fasilitator Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT), Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), Karang Taruna, dan pihak Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS).
Dengan menggandeng Widyaiswara Ahli Utama dari Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Profesi (Pusdiklatbangprof) Kementerian Sosial (Kemensos) RI, serta para widyaiswara dari UPT PTKS Malang, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) dalam menangani permasalahan kesejahteraan sosial secara profesional.
Kepala Dinsos Jatim, Dra. Restu Novi Widiani MM, melalui siaran persnya, Rabu (22/1/2025) menyoroti pentingnya pelatihan ini sebagai bagian dari upaya membangun kapasitas berkelanjutan bagi pilar kessos.
“Kami menyadari bahwa pilar-pilar kesejahteraan sosial tidak pernah berhenti membutuhkan capacity building. Meskipun sudah banyak yang dilatih, tapi masih banyak juga yang perlu dikembangkan, termasuk yang hadir di sini,” ujar Novi.
Ia juga mengungkapkan, Jatim memiliki Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) yang cukup besar, utamanya pilar kessos. Oleh karena itu, pihaknya merasa mempunyai pekerjaan rumah untuk menjadikan UPT PTKS Malang, satu-satunya UPT diklat di lingkungan Dinsos Jatim ini semakin memadai.
“Karena ke depan tugas kita di Dinas Sosial tidak sederhana. Pilar-pilar kesejahteraan sosial menjadi garda terdepan dalam pelayanan masyarakat,” tambahnya.
Lebih lanjut, Novi menekankan, pilar-pilar kessos juga harus mampu berperan sebagai pengarah kewirausahaan bagi penerima manfaat (PM). “Pilar bukan hanya memberikan perlindungan dan jaminan, tetapi juga menjadi pelatih kewirausahaan, manajer, hingga menjaring pasar bagi PM. Dengan cara ini, mereka tidak hanya menguntungkan masyarakat, tetapi juga memperkuat kapasitas mereka sendiri sebagai pendamping,” jelasnya.
Pelatihan tahun ini juga istimewa karena menggunakan kurikulum baru yang akan distandarisasi secara nasional oleh Pusdiklatbangprof Kemensos RI. Kepala UPT PTKS Malang Baiq Lilik Sri Sumartini AKs menjelaskan, kurikulum dan modul ini telah melalui proses kajian selama dua bulan dan akan diuji coba dalam pelatihan kali ini.
“Pelatihan ini menggunakan materi yang benar-benar baru, mulai dari Building Learning Commitment (BLC), layanan dan rujukan terpadu, membangun tim efektif, hingga evaluasi dan tindak lanjut. Ini adalah langkah awal menuju standarisasi pelatihan berskala nasional,” ungkap Baiq.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kota Probolinggo Dr. Rey Suwigtyo SSos MSi, menyampaikan apresiasinya terhadap pelatihan ini. Ia optimis, kegiatan ini akan memperkuat kemampuan pilar-pilar kessos Kota Probolinggo dalam menangani permasalahan kesejahteraan sosial.
“Kami berharap materi yang disampaikan dapat mempermudah teman-teman dalam melakukan penjangkauan kepada masyarakat yang membutuhkan. Hal ini juga menjadi langkah konkret dalam mendukung penurunan angka kemiskinan di Kota Probolinggo,” ujarnya.
Pelatihan ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kompetensi para pilar kessos Kota Probolinggo, tetapi juga menjadi model pelatihan yang dapat direplikasi di berbagai daerah lain di Jatim. Dengan fokus pada peningkatan kapasitas SDM dan pengenalan kurikulum baru, pelatihan ini menjadi langkah strategis dalam menjawab tantangan permasalahan kesejahteraan sosial di masa depan.
Editor : Red
COMMENTS